Kamis, 10 Februari 2011

PANGAN ADALAH PERSOALAN HIDUP DAN MATI




Oleh : R.S.Soeroyo.Jr

Sekretaris Jendral Badan Pelaksana Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (Sekjen BPP ISMPI)
Koordinator Pusat Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI)



“Aku bertanja kepada mu,sedangkan rakjat Indonesia akan mengalami tjelaka, bentjana, mala- petaka dalam waktu yang dekat kalau soal makanan rakjat ini, bagi kita adalah soal hidup atau mati…. tjamkan, sekali lagi tjamkan, kalau kita tidak “aanpakkan” soal makanan rakjat ini setjara besar – besaran,setjara radikal dan revolusioner, kita akan mengalami malapetaka” (Bung karno tahun 1952 di fakultas Pertanian Universitas Indonesia (sekarang IPB).


Semua orang butuh makan, Semua orang perlu makan dan banyak perselisihan, perampokan serta pencurian hanya karena masalah makan.

Bung Karno sebagai Funding Father bangsa ini sudah mengingatkan tentang pentingnya pangan bagi kehidupan bangsa ini, bila perut sudah lapar akal sehat pun tidak berjalan atau slogan yang sering kita dengar “logika tanpa logistik jadinya anarkis”
Pangan memegang peranan yang sangat penting pada kehidupan dan secara otomatis orang – orang yang berprofesi di dalam bidang pangan atau yang lebih kita kenal dengan petani akan mendapat kehormatan yang setinggi – tingginya dalam suatu bangsa atau Negara karena tanpa Petani akan terjadi bencana kelaparan

Makin Banyak orang yang butuh makan, akan makin banyak yang berprofesi menjadi Petani namun ironisnya di Indonesia tidak banyak orang yang ingin menjadi Petani karena paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa petani itu jorok, miskin dan profesi yang tidak mempunyai prospek cerah kedepannya.

Survey Saung Tani institute tahun 2010 di provinsi banten sangat mengkhawatirkan. jumlah mahasiswa yang menekuni ilmu ekonomi diatas 20.000 mahasiswa namun jumlah mahasiswa yang menekuni ilmu pertanian di bawah 1000 mahasiswa dan saat diadakan survey tentang cita - cita pada 50 siswa Sekolah Dasar di provinsi banten mayoritas menjawab ingin menjadi Dokter, Tentara, Guru dan tidak ada yang menjawab ingin Menjadi Petani, ini membuktikan sangat sedikit minat generasi muda untuk menjadi petani sedangkan umur petani sekarang di dominasi 40 tahun keatas.



Bila hal ini terus di biarkan 20 tahun kemudian akan terjadi malapetaka dan bencana kelaparan karena mayoritas generasi muda sekarang akan menjadi dokter, tentara, guru, ekonom, birokrat dan sedikit yang jadi petani.

Kita juga melihat bahwa hari ini Indonesia masih ketergantungan bahan pangan dari impor seperti beras, gandum, jagung, gula dan kedelai sehingga layak bila Indonesia kita sebut sebagai bangsa pengimpor pangan dan pengekspor manusia
Bila kita cinta kepada kekasih kita, cinta kepada anak kita,cinta kepada cucu kita, cinta kepada Indonesia maka kita harus membangun pertanian Indonesia, peka terhadap masalahan pertanian di sekitar kita dan mengkonsumsi produk pertanian hasil petani - petani Indonesia, dengan pertanian yang baik akan menciptakan pangan yang melimpah “gemah ripah loh jinawi”, maka tidak akan ada lagi ketakutan terhadap bencana kelaparan.

Bangsa ini membutuhkan generasi muda yang tangguh, pekerja keras, pantang menyerah dan jujur untuk menciptakan bangsa yang makmur dan sejahtera.

Mari bersama kita ucapkan terima kasih kepada para Petani yang telah berjuang keras menyediakan pangan untuk bangsa ini dan semoga kedepan kesejahteraan petani dapat meningkat dan mendapatkan penghormatan setinggi - tingginya karena Petani adalah Pahlawan tanpa tanda Jasa.

Pertanian Jaya Indonesia Sejahtera.




0 comments:

Posting Komentar