Jumat, 25 Juni 2010
Senin, 21 Juni 2010
Peran Mahasiswa Pertanian dalam Pembangunan Pertanian
Posted on Senin, Juni 21, 2010by ISMPI with No comments
Dalam seminar nasional, lokakarya, kaderisasi nasional, dan Milad ke-17 ISMPI. Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) Universitas Jambi menyelenggarakan beberapa kegiatan. Menurut Ketua Pelaksana Yoppy Wira A.S kegiatan ini merupakan hasil Musyawarah Kerja Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (Mukernas ISMPI) di Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto pada bulan Mei 2009. Dimana Universitas Jambi ditunjuk sebagai tuan rumahpelaksanaan kegiatan nasional ISMPI.
“Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Mei dengan agenda kegiatan seperti seminar nasional, lokakarya, kaderisasi nasional, dan Milad ke-17 ISMPI,” kata Yoppy. Kegiatan seminar nasional menghadirkan tiga orang nara sumber yang berkompeten di bidangnya seperti Pakar Ekonomi Pertanian IPB Muhammad Firdaus, Ph.D, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Ir. Abu Sucamah, MM, dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr.Ir Zulkarnain, M. Hort. Sc.
Dalam paparannya Zulkarnain yang memberikan materi dengan tema peran mahasiswa pertanian dalam pembangunan pertanian menjelaskan bahwa mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan tinggi. Memiliki kedudukan yang khas (special position) di masyarakat dengan berbagai atribut. ”Salah satu peran mahasiswa pertanian dalam revitalisasi pertanian adalah melakukan riset untuk menghasilkan rekayasa teknologi maupun kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan pertanian yang memberdayakan petani,” jelasnya.
Secara umum kondisi pertanian di Indonesia mengalami ketidakberdayaan petani yang disebabkan kegagalan pasar, keterbatasan jumlah institusi dan sumber daya manusia pertanian di daerah, perguruan tinggi yang mempunyai expert teknologi dan mahasiswa belum melaksanakan aktifitas tridharma yang sinergis dengan pembangunan pertanian. ”Alih teknologi secara langsung dan pembinaan kepada petani dapat dilakukan mahasiswa melalui Kukerta,” kata Zulkarnain dihadapan peserta seminar.
Selanjutnya, mahasiswa fakultas pertanian perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mendukung tercapainya kompetensi yang harus dimiliki sebagai syarat mutlak untuk menjadi sarjana pertanian dengan profil spesifik yang akan dijalani di dalam masyrakat. Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Ir. Abu Sucamah, MM mengungkapkan mempertahankan swasembada bukanlah hal yang mudah, peningkatan produksi padi nasional nampaknya sulit mengimbangi pertumbuhan penduduk Indionesia. Hal ini dikarenakan berbagai faktor diantaranya fragmentasi lahan persawahan, rusaknya jaringan irigasi, tingginya harga saprodi, dan rendahnya kemampuan sumber daya manusia petani. ”Swasembada harus berjalan seiring dengan pengurangan kemiskinan di kalangan petani dan warga pedesaan pada umumnya,” terang Abu Sucamah.
Secara ekonomis mungkin saja harga beras impor lebih murah dari beras lokal, namun fakta ini tidak menjadi alasan untuk mengambil solusi pendek dengan mengandalkan impor dan meminggirkan swasembada pangan. ”Industri pangan terutama beras tidak hanya dilihat kacamata ekonomi, masuknya beras impor jelas akan makin memperburuk kehidupan para petani,” katanya. Dalam rangka meraih swasembada beras menurutnya, harus dilakukan revitalisasi pertanian agar lebih memperkuat peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Misalnya dengan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, aplikasi teknologi berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan melalui peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). ”Diversifikasi pangan akan memberikan penguatan pada swasembada beras secara berkelanjutan,” tuturnya. (Dedi)
“Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Mei dengan agenda kegiatan seperti seminar nasional, lokakarya, kaderisasi nasional, dan Milad ke-17 ISMPI,” kata Yoppy. Kegiatan seminar nasional menghadirkan tiga orang nara sumber yang berkompeten di bidangnya seperti Pakar Ekonomi Pertanian IPB Muhammad Firdaus, Ph.D, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Ir. Abu Sucamah, MM, dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi Prof. Dr.Ir Zulkarnain, M. Hort. Sc.
Dalam paparannya Zulkarnain yang memberikan materi dengan tema peran mahasiswa pertanian dalam pembangunan pertanian menjelaskan bahwa mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sedang menekuni bidang ilmu tertentu dalam lembaga pendidikan tinggi. Memiliki kedudukan yang khas (special position) di masyarakat dengan berbagai atribut. ”Salah satu peran mahasiswa pertanian dalam revitalisasi pertanian adalah melakukan riset untuk menghasilkan rekayasa teknologi maupun kelembagaan yang dapat mendukung pembangunan pertanian yang memberdayakan petani,” jelasnya.
Secara umum kondisi pertanian di Indonesia mengalami ketidakberdayaan petani yang disebabkan kegagalan pasar, keterbatasan jumlah institusi dan sumber daya manusia pertanian di daerah, perguruan tinggi yang mempunyai expert teknologi dan mahasiswa belum melaksanakan aktifitas tridharma yang sinergis dengan pembangunan pertanian. ”Alih teknologi secara langsung dan pembinaan kepada petani dapat dilakukan mahasiswa melalui Kukerta,” kata Zulkarnain dihadapan peserta seminar.
Selanjutnya, mahasiswa fakultas pertanian perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mendukung tercapainya kompetensi yang harus dimiliki sebagai syarat mutlak untuk menjadi sarjana pertanian dengan profil spesifik yang akan dijalani di dalam masyrakat. Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi Ir. Abu Sucamah, MM mengungkapkan mempertahankan swasembada bukanlah hal yang mudah, peningkatan produksi padi nasional nampaknya sulit mengimbangi pertumbuhan penduduk Indionesia. Hal ini dikarenakan berbagai faktor diantaranya fragmentasi lahan persawahan, rusaknya jaringan irigasi, tingginya harga saprodi, dan rendahnya kemampuan sumber daya manusia petani. ”Swasembada harus berjalan seiring dengan pengurangan kemiskinan di kalangan petani dan warga pedesaan pada umumnya,” terang Abu Sucamah.
Secara ekonomis mungkin saja harga beras impor lebih murah dari beras lokal, namun fakta ini tidak menjadi alasan untuk mengambil solusi pendek dengan mengandalkan impor dan meminggirkan swasembada pangan. ”Industri pangan terutama beras tidak hanya dilihat kacamata ekonomi, masuknya beras impor jelas akan makin memperburuk kehidupan para petani,” katanya. Dalam rangka meraih swasembada beras menurutnya, harus dilakukan revitalisasi pertanian agar lebih memperkuat peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Misalnya dengan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian, aplikasi teknologi berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan produksi pangan, meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan melalui peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). ”Diversifikasi pangan akan memberikan penguatan pada swasembada beras secara berkelanjutan,” tuturnya. (Dedi)
Minggu, 13 Juni 2010
CARA PEMBUATAN EKSTRAK KENTANG UNTUK PEMBIAKAN BAKTERI KORINE (CORYNE BACTERIUM)
Posted on Minggu, Juni 13, 2010by ISMPI with No comments
Setelah kita membaca cara pembiakan/ memperbanyak bakteri corine (Coryne bacterium) tentunya kita harus membuat ekstrak kentang sebagai media utama pembiakan tersebut. Ini adalah cara pembuatan ekstrak kentang untuk pembiakan bakteri corine (Coryne bacterium) :
Alat dan Bahan:
Cara Pembuatan:
Alat dan Bahan:
- Air bersih 20 liter
- Kentang 6 KG
- Gula pasir 0,5 KG
- Kompor
- Panci besar
- Pisau
Cara Pembuatan:
- Kupas kentang
- Cuci sampai bersih
- Potong-potong sampai ukuran kira-kira 1 cm3
- Rebus sampai kentang benar-benar lunak
- Ambil kentang yang berada dalam panci
- Biarkan dingin, setelah dingin campurkan dan larutkan gula pasir 0,5 kg kedalam ekstrak kentang tadi.
- Ekstrak kentang untuk pembiakan bakteri corine (Coryne bacterium) telah jadi namun sebaiknya saring dahulu sebelum digunakan
Sumber : gerbangpertanian.com
Sabtu, 05 Juni 2010
Dies Natalies & Lokakarya Kaderisasi ISMPI Nasional 2011 Di Univ. Jambi
Acara di Jambi ini selain merayakan Milad ISMPI kami juga merumuskan tentang pola kaderisasi yang nantinya akan diterapkan di setiap masing institusi se Indonesia..
pagi siang sore tak mengenal waktu selama 2 hari 2 malam kami terus menggodok pola kaderisasi tersebut.
kepenatan yang sempat melanda terhapuskan sudah dengan selingan acara fieldtrip keliling kota Jambi .
simbolis penyerahan sertifikat
lokakarya kaderisasi
coffe break seminar nasional
FGD masing-masing wilayah merancang pola kaderisasi yang akan diusulkan
di pusat agrowisata nanas jambi
foto bersama
acara Milad nya yang terasa sangat sakral waktu itu
naahh, ini nih sang Gubernur BEM pertanian UNJA yg udah berhasil menyelenggarakan event besar ini..
DODY PERWIRA
(written & photo by : Restu Galihani Adhi | UGM)
Langganan:
Postingan (Atom)