Bangkalan-HARIAN BANGSA
Sedikitnya 30-an orang aktivis mahasiswa mendatangi Dinas Pertanian dan Peternakan (dispertanak) Bangkalan, kemarin (24/9). Puluhan aktivis yang mengatasnamakan dari Badan Pengurus Wilayah IV Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (BPW IV ISMPI) itu menuntut Dispertanak memperhatikan nasib petani yang kian terpuruk.
Selanjutnya, puluhan massa aktivis itu melanjutkan orasi yang intinya memojokkan aparat Dispertanak. Mereka juga menuding Dispertanak sama sekali tidak berpihak terhadap petani yang semakin tahun nasibnya semakin terpuruk.“Kita semua tahu bahwa petani adalah ujung tombak sektor pertanian yang terbukti berhasil menyelamatkan perekonomian bangsa dari krisis moneter tahun 1997 dan krisis global tahun 2008. Tapi ironisnya, sektor (pertanian) ini juga tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” ujar Syafi’I koordinator aksi.
Menurut Syafii, bentuk ketidakseriusan pemerintah itu dibuktikan dengan belum adanya proteksi yang jelas terhadap kelangsungan hidup para petani. Selain itu, kemudahan akses pinjaman modal bagi para petani juga belum nampak.Menanggapi tuntutan tersebut, Elija Rosiana, Kepala Dispertanak mengaku sangat apresiatif terhadap aksi para mahasiswa pertanian. Namun demikian, mengenai persoalan petani yang kesannya minor, menurut Eli jangan diartikan bahwa hal itu karena dispertanak tidak berbuat banyak.Menurut Eli, Dispertanak bukanlah satu-satunya institusi yang berkompeten terhadap sektor pertanian khususnya di level kabupaten bangkalan.
“Ada penyuluhan, dalam hal ini dilakukan oleh penyuluh pertanian yang bernaung pada Badan Ketahanan Pangan. Selain itu, terkait dengan infrastruktur khususnya jaringan irigasi, untuk jaringan primer itu ada (keterlibatan) dinas Bina Marga dan pengairan yang mengelola. Sedangkan untuk jaringan irigasi desa dan jaringan irigasi usaha tani, itu memang dikelola oleh kita (dispertanak). Demikian pula mengenai sistem tata niaga pertanian, lagi-lagi itu bukan urusan kita melainkan dinas perindustrian dan perdagangan,” urainya.(ekr)