Mari sukseskan agenda Nasional Badan Pengurus Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (BPP ISMPI), Diskusi Nasional Mahasiswa Pertanian dan Reuni Akbar ISMPI 2016 dengan tema Strategi Mahasiswa Pertanian dalam Menyikapi Nawa Cita Jokowi-JK Demi Mendukung Terwujudnya Kedaulatan Pangan, yang akan diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada:
Hari/tanggal : Rabu-Senin, 27 Januari-1
Februari 2016
Tempat : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Agenda acara meliputi :
1. Welcoming Party , Rabu, 27 Januari 2016
2. Focus Group Discussion 1 "Refleksi Kinerja 1 Tahun Jokowi-JK Dalam Mewujudkan Kedualatan Pangan", Kamis, 28 Januari 2016
3. Focus Group Discussion 2, Jumat, 29 Januari 2016
4. Seminar Nasional “Agriculture Reform” bekerjasama dengan PISPI, Sabtu, 30 Januari 2016
5. Press Converence, Sabtu, 30 Januari 2016
6. Reuni Akbar ISMPI, Sabtu, 30 Januari 2016
7. Field Trip, Minggu, 31 Januari 2016
8. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS) ISMPI, 1 Februari 2016
Proposal dapat di unduh di Proposal
Surat Undangan delegasi dapat di unduh di Surat Undangan
Selasa, 29 Desember 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
POSKO PEMANTAUAN DAMPAK KEKERINGAN
Letak geografis Indonesia
adalah diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis
khatulistiwa. Letak geregrafis tersebut merupakan faktor klimatologis penyebab
banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia
berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif
terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO).
ENSO menyebabkan
terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator
bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30
tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim
baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan
iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang
menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.
Kita mengetahui, bahwa
musim kemarau (kekeringan) di sebagian tempat mulai terjadi bulan Mei 2015.
Musim kemarau saat ini terjadi lebih awal dari pada yang diperkirakan akibatnya
dibeberapa tempat seperti di daerah Jawa Timur dan daerah lainnya petani gagal
panen, karena kekuragan pasokan air, sebagian besar cadangan irigasi juga
mengering, Selain itu juga banyak petani dan masyarakat di pedesaan kekurangan
air untuk konsumsi. Sehingga mereka terpaksa mencari air di tempat yang lebih
jauh.
Sebagian besar petani yang
terkena dampak kekeringan adalah terutama petani yang menggantungkan pasokan
air dari hujan (petani tadah hujan). Diperkirakan terdapat 3,5 juta lahan
kering tadah hujan mengalami penurunan produksi seperti beras, jagung, kedele
bahkan gagal penen. Mengingat kekeringan mulai Bulan mei di tahun ini adalah bertepatan
pada masa tanam II, sehingga banyak sawah dan ladang mengalami Puso.
Gegagalan panen ini akan
berpengaruh terhadap pemenuhan target ramalan produksi padi, jagung, kedele.
Produksi padi diramalkan mencapai 75,55 juta ton gabah kering giling, dan
diperkirakan surplus sebesar 4,70 juta ton. Namun, dengan datangnya musim
kemarau lebih awal diperkirakan target tersebut akan sulit dicapai, karena
banyaknya daerah yang mengalami Puso atau gagal panen.
Faktor penyebab kekeringan
adalah: 1) adanya penyimpangan iklim; 2) adanya gangguan keseimbangan
hidrologis; dan 3) kekeringan agronomis. Penyimpangan iklim, menyebabkan
produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat
tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim
terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah
hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan
kekeringan.
Gangguan keseimbangan
hidrologis, kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis
seperti: 1) terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama bagian
hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang
menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah;
2) kerusakan hidrologis
daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi
sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; 3) rendahnya cadangan air waduk
yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air
musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan.
Kekeringan agronomis,
terjadi sebagai akibat spikulai atau kebiasaan petani yang bersepikulasi
menanam padi pada musim kemarau dengan ketersediaan air yang tidak mencukupi
untuk mengejar peluang harga gabah yang lebih tinggi.
Kekeringan umumnya
terjadi di wilayah-wilayah sebagai berikut: 1) areal pertanian tadah hujan; 2)
daerah irigasi golongan 3; 3) daerah gadu liar; dan 4) daerah endemik
kekeringan. Dampak terjadinya kekeringan antara lain: 1) produksi tanaman
turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani; 2)
Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial
yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan
nasional; 3) menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat
terjadinya kekurangan air pada musim kemarau.
Pengelolaan wilayah
kekeringan secara umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu : 1) wilayah yang
sawahnya mengalami kekeringan pada lokasi yang sama, daerah tersebut umumnya
terjadi di bagian hilir daerah irigasi, daerah yang sumber irigasinya hanya
mengandalkan debit sungai (tidak terdapat waduk) dan daerah sawah tadah hujan
yang terdapat sumber air alternatif (air buangan, air tanah dangkal);
2) wilayah yang areal
sawahnya mengalami kekeringan lebih besar atau sama dengan areal yang aman
kekeringan, daerah tersebut bisa terjadi di bagian tengah/hilir daerah irigasi
dan daerah yang sumber irigasinya hanya mengandalkan debit sungai (tidak
terdapat waduk) serta tidak kesulitan mendapatkan sumber air alternatif untuk irigasi;
dan 3) wilayah dimana areal sawahnya mengalami rawan kekeringan lebih kecil
dari areal yang aman, daerah tersebut umumnya masih terdapat sumber air
alternatif untuk irigasi walaupun jumlahnya masih kurang.
Kekeringan perlu
dikelola dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1) terus
meningkatnya luas sawah yang terkena kekeringan sehingga berdampak pada
penurunan produksi sampai gagal panen; 2) terjadinya kekeringan pada tahun yang
sama saat terjadi anomali iklim maupun kondisi iklim normal;
3) periode ulang
anomali iklim cenderung acak sehingga sulit untuk dilakukan adaptasi; 4)
kekeringan berulang pada tahun yang sama di lokasi yang sama; 5) dampak anomali
iklim bervariasi antara wilayah; 6) kekeringan hanya dapat diturunkan
besarannya dan tidak dapat dihilangkan. Dengan pertimbangan tersebut sehingga
diperlukan pengelolaan terencana dengan semua pemangku kepentingan.
Untuk mengatasi
kekeringan perlu adanya langkah dan strategis dan dukungan kebijakan
pemerintah, baik dalam mengatasi masalah jangka pedek dan masalah jangka
panjang. Langkah kongkrit yang dapat dilakukan oleh semua pihak terutama
pemerintah antara lain: 1) gerakan masyarakat melalui penyuluhan; 2)
membangun/rehabilitasi/ pemeliharaan jaringan irigasi; 3) membangun/rehabilitasi/pemeliharaan
konservasi lahan dan air; 4) memberikan bantuan sarana produksi (benih dan
pupuk, pompa spesifik lokasi); 5) mengembangkan budidaya hemat air dan input
(menggunakan metode SRI/PTT).
Selanjutnya untuk
mengatasi penyebab klimatologis perlu melakukan; 1) penyebaran informasi
prakiraan iklim lebih akurat; 2) membuat kalender tanam; 3) menerapkan dan
memperhatikan peta rawan kekeringan yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian
melalui data interpretasi.
TUJUAN
1. Memantau kekeringan yang berdampak pada lahan
pertanian;
2. Mendata kerusakan yang diakibatkan oleh kekeringan;
3. Penyambung suara petani atau korban kekeringan;
4. Mengawasi kebijakan penanggulangan kekeringan yang
dilakukan pemerintah.
PELAKSANA
KEGIATAN
v Serikat
Petani Indonesia (SPI)
v Aliansi
Petani Indonesia (API)
v Ikatan
Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI)
v Perhimpunan
Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI)
v Himpunan
Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia (HMPTI)
Kerangka Acuan dan Kuisioner dapat di unduh disini
Surat Seruan dari BPP dapat di unduh disini
Minggu, 28 Juni 2015
Kemah Bakti Tani BPW II ISMPI, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Seminar Nasional
dan
Kemah Bakti Tani
BPW II ISMPI
(DKI JAKARTA, JAWA BARAT dan KALIMANTAN BARAT)
Senin - Sabtu, 27 Juli - 1 Agustus 2015
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Mari Sukseskan Acara yang diselenggarakan BPW II ISMPI
yang bertempat di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan
Desa Cihanjuang, Kec. Cibaliung - Kab. Pandeglang
Prov. Banten
Senin - Sabtu, 27 Juli - 1 Agustus 2015
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Mari Sukseskan Acara yang diselenggarakan BPW II ISMPI
yang bertempat di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dan
Desa Cihanjuang, Kec. Cibaliung - Kab. Pandeglang
Prov. Banten
Sabtu, 23 Mei 2015
MAHASISWA PERTANIAN MINTA PEMERINTAH USUT BERAS IMPOR BERCAMPUR PLASTIK
Ikatan Senat Mahsiswa Pertanian Indonesia menilai pemerintah harus mengusut beras palsu berbahan dasar kentang, ubi dan sintetis pabrik atau plastik, Presiden harus mengambil sikap tegas terkait persoalan ini, beras itu tidak layak untuk dikonsumsi dan sudah beredar dimasyarakat luas, harus ada operasi pasar untuk mengumpulkan kembali beras-beras impor yang tercemar tersebut sebelum menyebar luas dan dikonsumsi oleh masyarakat banyak dan harus segera menyelidiki bagaimana beras dengan Food Safety yang sangat rendah seperti ini bisa beredar dipasar kita serta dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Sekjen ISMPI Ananda Bahri P. menuturkan bahwa kebijakan impor yang di isukan oleh pemerintah dalam beberapa waktu kemarin harus segera diurungkan, STOP IMPOR BERAS!! Pemerintah harus bisa memberikan keamanan pangan bagi warga Indonesia sesuai dengan amanah konstitusi yang telah dibuat oleh Legislatif.
UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 1 ayat 5 menjelaskan bahwa Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi, tambahnya.
Untuk mewujudkan amanah UU tersebut kita harus lebih fokus pada penyerapan Gabah petani dalam negeri yang keamanan pangannya sudah terjamin dan lebih mudah untuk diteliti jika ada masalah, bukan malah sibuk impor beras yang keamanan pangannya belum terjamin sama sekali dan dapat memberikan efek buruk bagi masyarakat luas.
Mahasiswa Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh ini juga menambahkan Menteri Perdagangan juga seharusnya bertanggung jawab atas kejadian ini. Atas kejadian yang telah merugikan masyarakat luas ini, Menteri Perdagangan harus segera mengusut dan menjelaskan kepada masyarakat. Bagaimana mungkin beras yang dapat membahayakan kesehatan ini bisa masuk ke lingkup pasar dan bahkan sudah sampai dikonsumsi oleh masyarakat? Hingga seharusnya kejadian seperti ini dapat menjadikan pertimbangan Pemerintah untuk impor beras lagi kedepannya.
Kamis, 14 Mei 2015
PELATIHAN ADVOKASI DAN JURNALISTIK PERTANIAN
SEMINAR NASIONAL,
PELATIHAN ADVOKASI DAN JURNALISTIK PERTANIAN
IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA
Senin - Jumat , 25 - 29 Mei 2015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
Download Proposal dan Surat Delegasi disini
Selasa, 24 Februari 2015
Audiensi ISMPI dengan Menteri Pertanian, Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Swasembada Pangan
Senin (23/02/2015), BPP Ikatan Senat Mahasiswa
Pertanian Indonesia (ISMPI) bertandang kembali ke Kementerian Pertanian
Republik Indonesia, di daerah Ragunan Jakarta Selatan. Pada kesempatan kali ini
kunjungan untuk audiensi disambut baik oleh Pak Menteri, Amran Sulaiman dan
bersedia berdiskusi dengan Sekjend ISMPI, Ananda Bahri Prayudha beserta Staff
Ahli Komunikasi Publik dan Dirjen Advokasi ISMPI di ruang kerja Pak Menteri
pagi itu.
Sinergitas antara organisasi mahasiswa pertanian
se-Indonesia ini dengan pihak Kementerian Pertanian harus kembali terbangun,
demi kemajuan pertanian dan kekuatan strategi yang akan dijalankan ke depannya,
satu visi, yaitu untuk Pertanian Indonesia.
Fungsi Strategis ISMPI disampaikan dengan gamblang oleh
Ananda Bahri kepada Pak Amran Sulaiman dalam diskusi itu, hal ini ditanggapi
dengan baik dan Pak Menteri setuju untuk sinergi yang akan dijalankan bersama.
Semangat muda dan tujuan baik ISMPI diapresiasi dan akan difasilitasi lebih lanjut
dengan Kapus Pendidikan Kementerian Pertanian. Dikatakan pula bahwa Pak Menteri
Pertanian siap untuk memenuhi undangan ISMPI, hadir dalam kegiatan Latihan
Kepemimpinan Mahasiswa Pertanian (LKMP) Nasional ISMPI yang akan diadakan di
UIN SUSKA Riau, pada tanggal 17 Maret 2015.
Pada hari itu BPP ISMPI juga mendapat kesempatan
berdiskusi dengan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,
Dr. Momon Rusmono, disampaikan bahwa berdasarkan rekomendasi Pak Menteri, ISMPI
akan dilibatkan dalam 8.000 penyuluh mahasiswa yang akan dikerahkan oleh
Kementerian Pertanian.
Pak Momon menambahkan, mahasiswa saat ini bertugas
untuk menjadi pengawas penyuluhan pertanian demi mewujudkan program Swasembada
Pangan 2017. Untuk itu mahasiswa harus bersemangat untuk membantu pemerintah
dalam mewujudkan hal ini.
Sekjend ISMPI menegaskan bahwa sebelum pemerintah
mencanangkan program ini, ISMPI dengan kesadaran dan semangat penuh telah
bergerak untuk memajukan pertanian Indonesia, mensejahterakan petani dan
berupaya mewujudkan kedaulatan pangan Nasional. Upaya ini diwujudkan melalui program-program
ISMPI, seperti Kemah Bakti Tani, Seminar Nasional kajian-kajian pertanian dan
memandatkan kepada kawan-kawan mahasiswa pertanian se-Indonesia untuk dapat
memiliki desa binaan yang kemudian dikembangkan menjadi desa mitra.
Tindak lanjut pertemuan dengan Pak Menteri senin
kemarin, adalah akan dilaksanakannya audiensi khusus dengan Kapus Pendidikan
Kementerian Pertanian, membahas sinergitas ISMPI dan keterlibatan ISMPI dalam
program 8.000 penyuluh mahasiswa untuk varietas Padi, Kedelai, dan Jagung. (Staff Komunikasi Publik dan Dirjen Infokom
BPP ISMPI)
Jumat, 23 Januari 2015
Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Pertanian (LKMP) Tingkat Nasional, UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU
SEMINAR NASIONAL,
LATIHAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA PERTANIAN (LKMP) TINGKAT NASIONAL
(SABANG - MERAUKE)
dan
RAPAT KOORDINASI NASIONAL (RAKORNAS)*
Selasa - Minggu, 17 - 22 Maret 2015
Gedung Islamic Center UIN SUSKA RIAU
Download Proposal dan Surat Delegasi disini
*Dihimbau untuk BPP, DPMN, BPW, dan DPMW dapat turut hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional
Selasa, 20 Januari 2015
Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Pertanian (LKMP), UNIVERSITAS NASIONAL
LATIHAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA PERTANIAN (LKMP)
BPW II ISMPI
(DKI JAKARTA, JAWA BARAT, dan KALIMANTAN BARAT)
16 - 18 Februari 2015
UNIVERSITAS NASIONAL
Mari Sukseskan Acara yang diselenggarakan ISMPI BPW II ISMPI yang bertempat di Universitas Nasional
Senin - Rabu, 16 -18 Februari 2014
Ruang Seminar, Selasar Blok 1 Lantai 3
Universitas Nasional
Download Proposal dan Surat Delegasi disini


