Selasa, 30 Maret 2010

Laporan Kegiatan BPP ISMPI (Maret 2009 - Maret 2010)

1. Munas VII ISMPI (Banten/16 – 19 Maret 09)
Munas VIII ISMPI di univ sultan ageng tirtyasa dihadiri oleh 55 institusi dari seluruh Indonesia dan terpilihlah R.S.Soeroyo.Jr dari Untirta Sebagai Sekjend VIII ISMPI dan Sangrila dari UIN Suska Riau sebagai Kordinator BPMN,dimunas ini pula di Deklarasikan Kesetiaan oleh seluruh peserta.

2. Silahturahim (7 – 9 April 09)
• Sekjend 1,2,3,5,7 :
Untuk menjaga tali persaudaraan dan meminta saran dari para pendahulu tetang ISMPI sehingga terjadi estafeta yang baik
• Senior2 ISMPI :
Tokoh yang mengembangkan ISMPI tidak hanya sekjend ISMPI tetapi juga pengurus2nya oleh sebab itu perlu meminta saran kepada senior2
• Bem SI
Sesama organisasi pergerakan mahasiswa perlu sinergisitas yang baik sehingga dapat seiring dan sejalan membangun bangsa
• Deptan
Departemen pertanian sebagai perwakilan pemerinah di bidang pertanian perlu mengetahui kegiatan – kegiatan dari ISMPI dan ISMPI pun perlu meminta masukan dari Deptan
• Pembicara Seminar Nasional
Memperkuat Perkuat Eksitensi ISMPI dalam Pembangunan Pertanian Indonesia

3. ISMPI goes to school (Banten/ april 09)
Generasi Muda adalah Generasi Harapan Bangsa dan mulai sedikit genersai muda yang cinta pertanian maka BPP ISMPI turut dalam pembanguana motivasi pelajar untuk cinta pertanian

4. Baksos situ gintung (Jakarta/18 April 09)
Membantu saudara kita yag kesusahaan dan kesulitan

5. Rakorwil 2 (Garut/11 – 13 April)
Memperkuat Koordinasi dan komunkasi di wilayah 2 maka perlu adanya rakorwil

6. Perjalanan Nusantara 1 (9 – 17 Mei 09)
• Jogja, : ISMPI goes to faperta di UGM yang dihadiri oleh Mahasiswa UGM dan ISMPI wilyah 3
• Purwokerto, : Dalam rangka meninjau pelaksanaaan Mukernas dan bersilahturahim dengan kawan – kawan BEM faperta unsoed
• Tasikmalaya, : Mengadakan Silahturahim dengan Bem Unsil dan diskusi Pertanian Organik
• Ciamis, : Silahturahim dengan Bem Faperta Unigal
• Kuningan, : Silahturahmin dengan Sekjend 6 Ismpi (Imron Khunaedi)
• Majalengka, : Silahtrahim dengan Petani di Majalengka
• Sumedang, : Mengadakan Silahturahim dengan bem Faperta Unwim
• Bandung, : Petemuan dengan Bem Faperta Se bandung & sekitarnya
• Jakarta : Pertemuan dengan Bem Faperta Se Jakarta & sekitarnya

7. Mukernas VII ISMPI (Purwokerto/27-29 Mei 09)
Menyusun Program – Program ISMPI ke depan

8. Pertemuan Dibanten (Pemda,HKTI,KNPI) (Juni 09)
Agar terjadinya sinegisitas antara BPP ISMPI yang berpusat di banten maka perlu adanya silahturahim yang baik dengan steakholder pertanian di banten

9. Perjalanan Nusantara 2 (27 Juni – 27 Agustus)
• Jogja : Musyawarah kerja Wilayah 3 sebagai bentuk sinergisitas BPP dan BPW
• Madiun : Silahturahim ke BEM Faperta Univ Merdeka Madiun
• Madura : Musyawarah Kerja Wilayah 4 bentuk sinergisitas BPP dan BPW
• Surabaya : Silahturahim ke Bem Faperta Univ Merdeka Surabaya
• Banyuwangi: Silahturahmi dengan Petani di banyuwangi
• Bali : Silahrurahmi dengan Bem Faperta Unud,Petani Organik,Pembuat Pupk organic dan bupati gianyar bali sekaligus raja ubud bali yang sangat konsen terhadap pertanian organic di bali
• Banjarmasin : Silahturahim dengan bem faperta unlam dan menghadiri Pernas FKK himagri

10. Penyuluhan Pertanian Organik (Banten,28 – 8 Agustus 09)
Di setiap silahturahim,BPP Ismpi selalu berdiskusi secara langsung dengan petani tentang permasalahan – permasalahan pertanian di daerah tersebut dan tanggal 28 – 8 agustus BPP ISMPI mengadakan Penyuluhan di 20 desa se provinsi banten

11. Perjalanan Nusantara 3 (10-15 Agutus 09)
• Kendari : Musyawarah Kerja Wilayah 5 di unhalu
• Makasar : Silahturahim dengan Bem Faperta Unhas,UMI,Unismuh,45,UIT
• Surabaya : Bersilahturahmi dengan petani di surabaya
12. Pengembangan Bio energy di pulo panjang (18-19 agustus)
Sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat bpp ismpi membantu sebuah pulau terpencil yang tidak memiliki listrik dengan Pengembangan bio energi

13. Sosialisasi ISMPI di purwokerto saat Ospek (Agustus 2009)
BPP ismpi menjadi pembicara diskusi Gerakan Intelektual di anel dengan IBEMPI dan Presidium Bem Unsoed

14. Pertemuan Pimpinan organisasi Mhs Pertanian Indonesia (Banten/7-9 Sep 09)
Pertemuan yag diprakarsai BPP ISMPI di hadiri oleh semua IOMS pertanian yaitu Fkk Himagri,Popmasepi,Imatetani,HMPTI,IMTPI dan enyepakati terbentuknya FKMPI(Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia) sebagai wadah komunikasi bersama

15. Refleksi hari tani (Jakarta/24 september 2009)
BPP ISMPI menagadakan refleksi tentang pertanian Indonesia di bundaran HI jakarta

16. Sosialisasi ISMPI di Pekalongan (31 september 2009)
BPP ISMPI menjadi pembicara Saat Ospek Di univ Pekalongan

17. Aksi Nasional “Memperingati hari Tani”(Medan,Jakarta,Jogja,Sby,Makasar/6 okt 09)Aksi Nasional Seluruh Elemen Mahasiswa Pertanian Indonesia yang dilaksanakan serentak

18. Sosialisasi ISMPI di Jakarta (23 Oktober 2009)
BPP ISMPI menjadi Pembicara saat Ospek di UIN jakarta

19. Audiensi tentang Permasalahan Pertanian ( Desember 2009)
• Mentri Pertanian (Bapak Suswono)
• HKTI (Sekjend HKTI : Rahmat Pambudi)
• SPI (Bang Wahyu & mba Kartini)
• PSDM Deptan (Pa Momon)

20. Pelatihan Desa Mitra Nasional (Jakarta-Bogor/Desember 2009)
Pelatihan untuk membentuk mahasiswa – mahasiswa pertanian yang tangguh dan siap terjun ke desa – desa dan hasilnya di wajibkan kepada setiap BEM untuk mengadakan Pelatihan Desa Mitra tingkat Kampus

21. Perjalanan Nusantara 4 (31 – 7 Feberuari 2010)
• Ciamis : Menghadiri Pelatihan Desa Mitra Tingkat Ciamis
• Tasikmalaya: Silahturahim ke Bem Faperta Unsil sekaligus mempersiapkan Muswil 2 ISMPI
• Solo : Menghadiri diskusi Nasional Agroteknologi dan Agribisnis

22. Kemah Bakti (Unsyiah Aceh/Februari 2010)
Melakukan Pengabdian pada masyarakat di tempat Bekas Konflik GAM sehingga masyarakat lebih termotivasi untuk membangun dunia pertanian dan membangun semangat nasionalisme masyarakat

23. Muswil 1 ISMPI (Unsyiah Aceh/Februari 2010)
Mengadakan musyawarah untuk Memilih korwil dan BPMW baru di wilayah 1

24. Up Grading Wilayah 5 (Maret 2010)


 (Tertulis hingga berita ini di-turunan)

Sabtu, 27 Maret 2010

Arti Lambang ISMPI

Photobucket

1. Tulisan ISMPI di bagian bawah menunjukkan nama organisasi dan makna filosofinya adalah bahwa ISMPI berangkat dari bawah dan dengan keinginan bersama untuk membentuk suatu wadah bagi mahasiswa pertanian Indonesia.
2. Padi dan kapas menunjukkan kesejahteraan selain juga bahwa ISMPI mempunyai cita-cita untuk turut serta dalam pencapaian masyarakat yang adil dan makmur.
3. Bintang satu di atas juga menunjukkan Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila pertama Pancasila dan merupakan makna dari iman sebagai potensi mahasiswa pertanian dan cita-cita tinggi.
4. Jumlah biji padi adalah 34, hal ini menunjukkan 34 Perguruan Tinggi yang menandatangani Deklarasi ISMPI.
5. Jumlah bunga kapas 21, hal ini menunjukkan tanggal lahir ISMPI.
6. Tali yang mengikat padi dan kapas (4 lingkaran).
- Tali menunjukkan ikatan batin antar anggota ISMPI, dan yang mengikat ISMPI dalam wadah ISMPI.
- Jumlah ikatan tali adalah 4 lingkaran yang menunjukkan bahwa pada bulan April ISMPI berdiri.
7. Lingkaran menunjukkan suatu tekad bulat dari mahasiswa pertanian untuk berbakti bagi nusa dan bangsa, selain itu lingkaran ini juga menunjukkan bahwa ISMPI tidak hanya mempunyai orientasi di dalam negeri saja, tetapi juga berorientasi di tingkat internasional.
8. Pulau Indonesia dengan warna dasar hijau menunjukkan pertanian Indonesia dan anggota ISMPI tersebar di seluruh Indonesia.
9. Ilmu dilambangkan oleh buku.
10. Amal dilambangkan oleh api yang menerangi kepulauan Nusantara.
11. Bunga teratai putih menunjukkan keikhlasan hati suci mahasiswa pertanian untuk mengabdi pada nusa dan bangsa.
12. Warna putih menunjukkan bahwa mahasiswa pertanian Indonesia dalam berbakti kepada nusa, bangsa dan agama didasarkan dengan kebersihan dan ketulusan hati yang bening.
13. Segi lima menunjukkan bahwa ISMPI berada dalam tatanan Pancasila.

PROFIL ISMPI

Photobucket

PERAN DAN POSISI STRATEGIS ISMPI.

Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki independensi organisasi dan independensi etis yang merupakan wadah pergerakan yang digerakkan oleh idealisme atau menurut Max Webber distimulasi oleh "the etic of absolute end" yaitu nilai-nilai ideal yang didapatkan yang kemudian dijadikan sebagai kerangka acuan dalam menilai realitas.

Sebagai organisasi profesi yang berbasis pertanian dan berbasis kampus, ISMPI merupakan salah satu stakeholders dalam pembangunan secara lebiyh spesifik pada pembangunan pertanian yang memiliki tanggung jawab baik secara moral, social dan intelektual untuk terwujudnya masyarakat adil makmur dan sejahtera serta mengangkat citra pertanian dengan mendorong kebijakan pembangunan yang terpadu dengan menempatkan pertanian sebagai leading sector sehingga terwujud model pertanian yang integrative. Berangkat dari realitas objektif internal dan eksternal organisasi ISMPI memiliki dua peran dan posisi strategis, yaitu:
1. Sebagai Akselerator
2. Sebagai Dinamisator

1. Akselerator
Peran dan posisi strategis ISMPI sebagai akselerator pembangunan pertanian berkelanjutan yang berdimensi ekologis dan humanis sebagai sebuah model pembangunan pertanian dengan menjaga aspek daya dukung alam, daya dukung social, optimalisasi produksi, redistribusi asset dan pembangunann manusia serta keberlanjutannya untuk peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup petani termanifestasikan pada peran sebagai 1). Akselerator demokrasi dimana ISMPI sebagai salah satu organisasi masyarakat sipil dengan melakukan control terhadap negara dan pasar baik ditingkat nasional, regional maupun daerah. 2). Melakukan control, check and balance terhadap kebijakan pembangunan pertanian dengan mendorong kebijakan pembangunan pertanian yang berpihak kepada masyarakat tani terutama petani gurem, buruh tani dan masyarakat akar rumput lainnya dalam pembangunan. 3). Mendorong sinergisitas kebijakan lintas sektoral dalam pembangunan pertanian agar terwujud pembangunan pertanian terpadu. 4). Membangun aliansi stategis dengan seluruh stakeholders pembangunan pertanian yang memiliki visi perjuangan yang sama baik di pemerintahan (eksekutif dan legislatif), lembaga-lembaga swadaya masyarakat, akademisi, pelaku pasar dan petani untuk terwujudnya pembangunan pertanian yang berdimensi ekologi dan humanis. 5). Melakukan advokasi dan upaya-upaya pemberdayaan terhadap petani baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup petani. 6). Menjadi oposan konstruktif bagi pemerintah dalam upaya pembangunan pertanian.

2. Dinamisator
Sebagai dinamisator pembangunan pertanian maka ISMPI secara organisatoris harus memiliki rasa kepekaan yang tinggi dalam membaca realitas zaman dan kecenderungan-kecenderungan zaman sehingga ISMPI tidak bersifat reaktif tapi lebih bersifat progresif dalam upaya pembangunan pertanian berkelanjutan yang berdimensi ekologis dan humanis. Dalam hal ini ISMPI dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dalam memetakan permasalahan permasalahan yang dihadapi petani baik masalah-masalah yang dikarenakan fenomena alam seperti La nina, El nino, banjir, kemarau, maupun masalah yang dikarenakan manusia seperti kebijakan, pasar, akses informasi, pembangunan infrastruktur dengan memberikan solusi dan alternatif-alternatif solusi terhadap berbagai masalah-masalah dalam pembangunan pertanian serta mampu menjadi pendorong dalam dinamika masyarakat dengan menstimulus tingkat keawasan dan penguatan kelembagaan masyarakat tani untuk meningkatkan tingkat partisipasi keterlibatan masyarakat tani dalam pembangunan pertanian.

ISMPI sebagai organisasi yang berbasis kampus dituntut untuk lebih kreatif dalam mereformulasikan metodologi dan mempersiapkan inovasi-inovasi yang sesuai dengan konteks akseptable dalam masyarakat dengan tingkat aksesbilitas yang tinggi dari masyarakat dengan mengambil peran sebagai oposan konstruktif (sparing partner critis) bagi pemerintah, membangun aliansi strategis dengan kelompok-kelompok yang merupakan stake holder pertanian dan mampu menjadi pendorong untuk sebuah transformasi menuju pembangunan pertanian dengan tingkat produksi yang optimal dan berkeadilan social dan berkeadilan ekonomi yang selaras dengan daya dukung alam dan daya dukung social sebagai intrumen peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup petani.

ZONA STRATEGIS PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN WILAYAH KERJA ISMPI

Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia yang terdiri dari 66 institusi anggota tetap dan beberapa anggota institusi yang menjadi anggota sementara tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh (Nanggro Aceh Darussalam) sampai ke Irian Jaya (Papua) terbagi atas lima wilayah (region) untuk mempermudah dalam melakukan kordinasi dan pergerakan, ISMPI juga merupakan sebuah lembaga keprofesian yang sangat potensial untuk menjadi salah satu penggerak dan pendorong pembangunan lebih spesifik dalam pembangunan pertanian di seluruh nusantara.

Indonesia sebagai Negara yang beriklim tropis, memiliki iklim dan posisi geografis yang sangat potensial untuk pengembangan komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikultura juga tanaman-tanaman perkebunan serta perternakan, sebagai Negara maritim Indonesia juga memiliki kekayaan ala yang besar dari hasil-hasil laut dan perikanan juga kekayaan alam lainnya. Ironisnya, dari kekayaan alam dan hasil-hasil alam yang melimpah tersebut, Indonesia masih termasuk Negara miskin (data world bank, ).

Fenomena-fenomena di atas bukanlah sebuah fenomena asli yang semestinya tetapi lebih merupakan fenomena yang disebabkan. Kemiskinan bukanlah sesuatu yang sifatnya terberi (given) sebagai sebuah hukum alam tetapi lebih dikarenakan ketidaktahuan, hasil rekayasa (by design) atau kondisi keterbelakangan yang merupakan hasil dialektika dengan interaksi atau hubungan yang asimetris dalam sebuah oposisi biner yang terpolarisasi secara manifes dalam Negara pusat (core) dan pinggiran (peri pheral) dengan pertukaran yang tidak seimbang (inequal exchange), dimana kemajuan negara pusat merupakan hasil penghisapan yang diperoleh dari keuntungan negara pinggiran, dengan kata lain mekanismen yang bekerja di dalamnya adalah system dominator. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada interaksi global tetapi juga pada scoop nasional sehingga hal ini menjadi salah satu pemicu diintegrasi bangsa yang dikarenakan tingginya tingkat kesenjangan baik kesenjangan ekonomi maupun kesenjangan budaya antara daerah dan pusat.

Dalam system dominator untuk mengeliminasi tingkat ppertukaran yang tidak seimbang adalah reformasi sistemik dengan mendorong kea rah kemandirian local yang didukung secar politik dalam system yang desentralistik (otonomisasi, dekonsentrasi, dan desentralisasi) sebagai sebuah upaya untuk mengoptimalisasi keunggulan komparatif (comparative advantage) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage) potensi local yang potensial yang disesuaikan dengan kekhasan tiap-tiap lokalitas (local specific) untuk terbangunnya interkoneksitas atau pertukaran yang seimbang (equal exchange) dengan strategi pembangunan yang bertumpu pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, strategi pembanguan ekonomi yang berkelanjutan dengan pertanian sebagai leading sector yang didukung sector industri, jasa dan informasi dengan strategi industrialisasi cluster industri untuk terwujudnya pembangunan yang tangguh dan didukung sumber daya dasar yang mencakup daya dukung sosial, daya dukung alam, dan SDM yang handal.

Indonesia sebagai sebuah hamparan yang luas dalam ruang dalam memiliki keberagaman potensi lokal yang relatif berbeda antara satu lokalitas dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan ini tidak terletak pada keragaman budaya juga pada keberagaman sumber daya alam. Pada sector pertanian untuk mengoptimalkan produksi pertanian yang memilik keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif baik di tingkat regional, nasional, maupun di tingkat global di era globalisasi dan dalam menyongsong perdagangan bebas maka diperlukan strategi pembangunan pertanian yang diseusaikan dengan potensi local. Dalam pembangunan pertanian berkelanjutan strategi yang harus dilakukan adalah pengwilayahan komoditi yang disesuaikan dengan karakteristik, agroekosistem, agroklimatologi dan keunggulan spesifik local (pembangunan SDM, daya dukung alam dan daya dukung social) setempat yang didukung sector informasi, industri dan jasa sebagai penopang.

Pembangunan dan sinergitas sector-sektor pendukung merupakan prasyarat yang signifikan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan pertanian sebagai leading sector. Pada sector informasi, memberikan informasi-informasi tentang pasar baik domestic, regional, nasional maupun internasional, memberikan informasi berupa data-data tentang keunggulan serta potensi local memberikan informasi tentang teknik-teknik budidaya, penyimpanan dan pengolahan, serta pemasaran yang efektif dan efisien dengan tingkat akseptabilitas yang tinggi.
Sector industri sebagai salah satu sector pendukung dalam pembangunan pertanian dengan strategi industrialisasi cluster industry dan input teknologi madya yang tidak padat modal tetapi memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi akan terwujud model pertanian terpadu (pertanian comprehensive) dimana koefisien elastisitas antara sektor industri dan sektor pertanian memiliki korelasi yang simetris dalam artian bahwa input pertanian adalah merupakan output produksi industri dan output produksi pertanian akan menjadi input produksi industri atau dengan kata lain pembanguna industri yang berbasis pertanian dan pembangunan pertanian yang berbasis industri, sehingga akan berimplikasi positif pada peningkatan nilai tambah output produksi pertanian yang akan memberikan kontribusi besar pada peningkatan devisa Negara juga akan semakin memperluas sector lapangan kerja yang tentunya akan lebih meningkatkan taraf hidup dan kualitas hidup petani dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pertanian.dalam pembangunan industri sebagai penopang pembangunan sector pertanian juga harus memperhatikan kedekatan dengan bahan baku atau pengwilayahan industri yang sesuai dengan kedekatan dengan input dan pasar untuk lebih menekan biaya produksi sehingga terjadi peningkatan laba baik bagi para pengusaha maupun petani.

Pembangunan pada sektor jasa sebagai sector pendukung pembangunan sector pertanian yaitu meliputi kemudahan dalam akses informasi bagi para petani, kemudahan transportas baik transportasi darat, laut maupun udara untuk pengangkutan dan kegiatan ekonomi lainnya bagi hasil-hasil pertanian, promosi komoditi dan produk-produk pertanian (jasa advertensi) untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk dalam negeri dan memperkenalkan produk pertanian Indonesia ke pasar Internasional, pembangunan jasa komunikasi.

Untuk efektifitas pembanguan pertanian berkelanjutan yang didukung sector industri, jasa dan informasi di atas pembangunan harus diarahkan ke sector pedesaan sebagai basis pertanian yang didukung tatanan masyarakat yang demokratis sebagai prasyarat. Untuk itu pemerintah harus mereformasikan kebijakan pembangunan yang baru ke arah pemberdayaan (empowerment) masyarakat tani untuk meningkatkan tingkat keterlibatan dan partisipasi petani dalam pembangunan pertanian dengan menstimulasi kelembagaan petani yang berasal dari masyarakat tani sendiri melakukan perubahan strategi pembangunan dimana selama ini pemerintah sebagai kontraktor menjadi fasilitator, regulator, mediator, dan mendorong mikro-mikro ekonomi yang berpihak kepada petani, melakukan reformasi undang-undang dan kebijakan agraria terutama pada kepemilikan atau penggunaan lahan sebagai modal produksi.

1. Wilayah Kerja ISMPI
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kami dari Badan Pelaksana Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia menformulasikan zona strategis pembangunan pertanian dan wilayah kerja anggota Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia sebagai berikut:
• Untuk tiap-tiap institusi anggota Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia memperjuangkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan pertanian yang berbasis keunggulan potensi local sebagai leading sector yang didukung sector industri, jasa dan informasi yang memperhatikan tingkat pembangunan SDM, aspek daya dukungn social dam daya dukung alam untuk mempertahankan keberlanjutan pembangunan di daerahnya masing-masing dengan posisi sebagai akseletator dan dinamisator serta sebagai oposan konstruktif bagi pemerintah dalam pembangunan pertanian dan melakukan advokasi pada petani atau masyarakat tani yang termarjinalkan
• Untuk pembagian zona strategis pembanguan pertanian dan wilayah kerja tingkat wilayah zona 1 untuk wilayah Sumatera berdasarkan realitas obyektifnya dengan mendorong komoditi pertanian ke pro pasar, untuk wilayah 2, 3, dan 4 lebih terkonsentrasi terhadap analisis dan kritik terhadap kebijakan publik disektor pertanian, wilayah 5 lebih terkonsentrasi pada masalah diversifikasi pangan dan institusi-institusi di Kalimantan menitikberatkan pada pengembangan agro forestri.
• Pengurus pusat melakukan koordinasi dan konsolodasi terhadap seluruh masalah-masalah pertanian baik di daerah, regional maupun masalah tingkat nasional dan merumuskan pergerakan-pergerakan untuk itu.

Pelatihan Desa Mitra Nasional ISMPI 2009 Di UIN Jakarta dan di Mandalawangi



Desa Mitra Nasional yang diadakan oleh ISMPI bekerjasama dengan Departemen Pertanian RI yang dilaksanakan pada tgl 17-21 Desember 2009.
Yang diikuti oleh kurang lebih 38 Institusi dari sabang sampai merauke.


:: Kurikulum Konsep Pelatihan Desa Mitra ::
Ada beberapa tahapan dalam membentuk desa mitra kerja mahasiswa yang dapat diterapkan di masing-masing Institusi/daerah, yaitu:

I. Menetapkan sasaran desa mitra kerja mahasiswa.
Ada beberapa kriteria penetapan desa mitra yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan sasaran desa mitra kerja mahasiswa, yaitu:
1. Sebaiknya letak/lokasi desa tersebut jangan terlalu jauh dari jangkauan/kampus masing-masing, dimaksudkan untuk memudahkan dalam melakukan monitoring atau pengawasan bagi kelanjutan program di desa tersebut. Selain itu, akses menuju lokasi desa juga dapat dijangkau dengan mudah.
2. Desa tersebut tidak harus miskin dan tertinggal, tetapi ada baiknya juga desa tersebut belum maju dan belum mandiri serta bukan merupakan desa binaan dari LSM atau lembaga pertanian manapun.
3. Desa tersebut harus yang bergerak fokus di bidang pertanian, Min.75%. Hindari desa yang dimana sebagian besar penduduknya bermatapencaharian selain petani, seperti pedagang, nelayan, buruh pabrik dan lain sebagainya.
4. Desa tersebut memiliki potensi atau produk pertanian unggulan didaerahnya masing-masing, dimana potensi atau produk tersebut belum dikembangkan secara serius dan intensif oleh masyarakat desa tersebut.
5. Masyarakat desa tersebut mau bekerjasama dengan mahasiswa dalam pengembangan desa mitra kerja ini, dalam hal memberikan informasi dan menjalankan program-program yang akan diterapkan di desa tersebut.

Nb: Dalam mencari dan menentukan desa mitra kerja mahasiswa yang akan dituju sebaiknya
dibentuk tim agar prosesnya lebih mudah dan cepat.

II. Mengadakan pelatihan-pelatihan tahap I tentang desa mitra kerja ditingkat mahasiswa atau kampus.
Ada beberapa materi-materi pelatihan yang dapat diberikan atau disampaikan dalam pelatihan desa mitra kerja mahasiswa ini sebelum mahasiswa diterjunkan ke desa yang akan dituju untuk melakukan survey identifikasi masalah desa, antara lain:
1. Desa sebagai ujung tombak perekonomian nasional
2. Pola, tingkah laku, dan kehidupan masyarakat desa
3. Analisis permasalahan dan potensi desa
4. Tekhnik berkomunikasi yang baik

Nb: Pelatihan ini merupakan persiapan awal dalam pengenalan tentang desa mitra kerja
mahasiswa, identifikasi permasalahan, dan potensi yang ada di desa. Pelatihan ini dapat
dilakukan selama 1-2 hari.

III. Melakukan survey dengan cara terjun langsung ke desa sasaran.
Ini merupakan tahapan pertama mahasiswa terjun secara langsung ke desa untuk mengkaji dan menganalisis mengenali hal-hal sebagai berikut:
1. Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di desa
2. Potensi yang terdapat pada desa tersebut
3. Perkembangan pertanian di desa tersebut

Nb: Survey ini dapat dilakukan dengan cara wawancara langsung, diskusi bersama
masyarakat desa, pengisian form.kuisioner ataupun dengan mengamati secara langsung
apa yang terjadi di lapang. Sebaiknya peserta dibagi dalam kelompok-kelompok.

IV. Melakukan pelatihan-pelatihan tahap II dan Forum Group Discusion (FGD).
Pada rangkaian kegiatan ini, setelah survey dengan terjun secara langsung ke desa selesai dilakukan, masih terdapat beberapa materi pelatihan yang perlu diberikan, antara lain:
1. Tekhnik motivasi
2. Dasar-dasar penyuluhan
3. Tekhnik penyusunan program
Setelah materi-materi pelatihan selesai diberikan, maka kegiatan dilanjutkan dalam FGD, dimana akan dibahas mengenai tawaran solusi alternatif bagi pemecahan masalah-masalah desa yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk program kerja desa mitra mahasiswa yang akan diterapkan di desa tersebut. Adapun yang dapat dibahas dalam FGD adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil survey desa
2. Pengumpulan data survey dan analisis situasi (permasalahan dan potensi desa)
3. Identifikasi masalah (perumusan dan penentuan tujuan)
4. Penentuan prioritas masalah yang akan ditangani
5. Perumusan rencana kegiatan/program kerja desa mitra mahasiswa

Nb: Dalam FGD, peserta dibagi dalam kelompok kembali seperti halnya pada saat pembagian
kelompok survey desa. Kegiatan ini dapat dilaksanakan selama 2-3 hari. Untuk pemateri
pelatihan desa mitra kerja mahasiswa silahkan masing-masing kampus menetapkan
sendiri.

V. Kriteria penentuan program kerja desa mitra mahasiswa dan aplikasi penerapannya langsung ke desa.
Penentuan program kerja desa mitra mahasiswa yang akan diterapkan diserahkan kepada masing-masing institusi. Namun ada baiknya program kerja tersebut dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Program kerja tersebut harus sesuai dengan permasalahan dan potensi desa yang ada.
2. Program kerja tersebut harus sesuai dengan kondisi desa di masing-masing daerah.
3. Adakan materi penyuluhan-penyuluhan tentang pertanian.
4. Adakan program pembuatan demplot.
5. Adakan diskusi mengenai advokasi pertanian dengan masyarakat desa terkait isu-isu pertanian yang sedang-in di daerah tersebut atau tingkatan nasional.
6. Program kerja tersebut harus dapat memberikan masukan informasi bagi masyarakat desa terkait hasil penelitian, teknik budidaya modern, teknologi pengolahan hasil pertanian, pengendalian hama dan penyakit terpadu, pertanian organik/berkelanjutan maupun sistem pemasaran yang tidak merugikan petani.
7. Dalam penetapan pemateri penyuluhan pertanian diserahkan kepada masing-masing institusi. Pemateri dapat berasal dari pengamat pertanian, LSM, praktisi, dosen atau mahasiswa itu sendiri.
8. Demi terwujudnya desa mitra kerja mahasiswa yang ideal, diharapkan setelah teman-teman terjun secara langsung melaksanakan program-program kerja desa mitra mahasiswa yang ditentukan oleh teman-teman, diharapkan terhadap desa tersebut sering dilakukan kontrol, pengawasan, evaluasi atau bahkan kunjungan kembali melihat kondisi desa tersebut dalam menjalankan program kerja desa mitra. Agar program desa mitra kerja mahasiswa ini dapat berjalan dan bertahan lama, maka teman-teman harus selalu sering berkunjung dan melakukan pendampingan memantau perkembangan desa tersebut minimal 1 bulan sekali dengan diiringi program-program atau kegiatan yang baru yang dapat memajukan desa tersebut.

TUNTUTAN MAHASISWA TERHADAP BERBAGAI ISU PERTANIAN IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI) JAKARTA, 18 DESEMBER 2009

PENDAHULUAN

Gemah Ripah Loh Jinawi. Slogan yang menggambarkan betapa kayanya Negara Indonesia dalam hal sumber daya alam. Indonesia dengan segala potensi yang ada, menempatkan diri sebagai negara agraris. Ini terbukti dengan kesuburan tanah, keanekaragaman plasma nuftah, dan luasnya lahan pertanian serta ketergantungan lainnya yang sangat tinggi akan sektor pertanian.

Dalam rangka menciptakan struktur ekonomi yang lebih kokoh, perlu dilakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dimana kebijakan ekonomi makro tahun 2005-2006 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 4% agar mampu membantu memecahkan masalah-masalah sosial yang mendasar terutama pengangguran dan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan meningkatkan daya saing produk daerah. Melalui upaya peningkatan kualitas, pertumbuhan ekonomi terus dilakukan dalam rangka mendorong sentra-sentra unggulan lokal seperti pertanian, perkebunan, pangan olahan, dan kerajinan agar memiliki daya tarik, daya tahan, dan daya saing, dengan penekanan agar jejaring-jejaring pasar dan pedagangan menjadi daya ungkit dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi.

Dalam program revitalisasi petanian yang telah dicanangkan beberapa waktu yang lalu, ketahanan dan kedaulatan pangan menjadi cita-cita yang sangat serius untuk dapat segera diwujudkan. Namun demikian, berbagai tantangan dan hambatan silih berganti datang dan tanpa disadari telah memperlambat jalannya pencapaian cita-cita itu. Terwujudnya kedaulatan pangan sepertinya telah menjadi mimpi indah gabi negeri ini yang tidak tahu kapan akan terealisasi.

Harus kita sadari bahwa krisis pangan dunia telah menjadi masalah yang sudah sampai di depan rumah kita. Masalah ini tidak dapat diremehkan seolah tidak akan berpengaruh terhadap negara Indonesia. Krisis pangan telah menjadi akumulatif cerminan permasalahan dari pelaksanaan manajemen resiko strategi dan ekonomi pertanian. Krisis pangan merupakan akibat dari krisis pertanian, jumlah pasokan komoditas pangan berkurang dipengaruhi oleh perubahan orientasi dalam industry petanian dan fungsi pangan ke fungsi bahan bakar nabati, misalnya biofuel. Selain itu berkurang pula secara bertahap luas lahan pertanian untuk fungsi non pertanian, menurunnya produktifitas lahan, tidak efisiennya lahan sistem irigasi termasuk juga belum banyak bank tertarik membiayai sektor pertanian.

Dengan kondisi diatas, kedaulatan pangan menjadi mutlak harus tercapai dan berbagai persoalan yang dapat menghambat pencapaian kedaulatan pangan haruslah dapat segera diselesaikan. Kami mengamati bahwa dalam pencapaian kedaulatan pangan banyak persoalan yang masih saja muncul di sana-sini, baik di daerah maupun persoalan secara nasional. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami perwakilan dari seluruh mahasiswa pertanian se-Indonesia menyampaikan beberapa tuntutan terkait persoalan di dalam dunia pertanian yang harus segera ditanggapi dan diselesaikan sebagai bentuk pernyataan sikap terhadap kondisi pertanian saat ini.

Beberapa tuntutan kami adalah sebagai berikut:
A. WUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
Untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia, ada beberapa hal yang harus direalisasikan.

1. DIVERSIFIKASI PANGAN BERDASARKAN KEARIFAN LOKAL DAN PENINGKATAN MUTU PANGAN
2. PERBAIKAN INFRASTRUKTUR DAN PENINGKATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA YANG BERWAWASAN PADA KEARIFAN LOKAL
3. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN
4. REVITALISASI FUNGSI BULOG
5. WUJUDKAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA
6. WUJUDKAN REGULASI LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN REFORMA AGRARIA
7. BERANTAS MAFIA-MAFIA PERTANIAN
8. PENGAWASAN TERHADAP DISTRIBUSI PUPUK DAN BENIH BERSUBSIDI YANG MASIH MINIM
9. PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KINERJA PETUGAS PENYULUH PERTANIAN
10. MEMBENTUK LEMBAGA ADVOKASI PERTANIAN
11. PENETAPAN HPP (HARGA PEMBELIAN DAN PENJUALAN) PEMERINTAH

B. KELUAR DARI WTO DAN SEGALA BENTUK PERDAGANGAN DUNIA
1. PENGATURAN TATA NIAGA PERTANIAN MELALUI PASAR LOKAL PERTANIAN INDONESIA
2. MEMBERIKAN AKSES PERMODALAN BAGI PETANI DENGAN MENDIRIKAN BANK PERTANIAN

Demikianlah tuntutan ini kami sampaikan agar dapat ditindaklanjuti sesegera mungkin sebagai bentuk pengawalan kita bersama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat khususnya petani. Selain itu, mengingat mahasiswa pertanian adalah salah satu komponen dari dunia pertanian, kami akan terus melakukan pengawalan terhadap berbagai macam isu-isu yang terjadi sebagai bentuk partisipasi konkrit dari mahasiswa untuk selalu aktif dan kontributif dalam usaha menyelesaikan persoalan bangsa, khususnya persoalan di bidang pertanian. Oleh karena itu, dalam tuntutan ini kami menginginkan bukti dari komitmen pemerintah selama ini dalam mendukung berbagai macam upaya untuk menyelesaikan persoalan bangsa, yaitu dengan mendukung upaya dari mahasiswa untuk selalu mengawal isu-isu di dalam pertanian, karena mahasiswa juga bagian dari dunia pertanian itu sendiri.

Jakarta, 21 Desember 2009

Lembah Mandala Wangi pandeglang banten

DEKLARASI BANTEN : FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia)

Setelah mendengar, melihat, merasakan dan memperhatikan secara seksama mengenai permasalahan, perkembangan dan pembangunan pertanian di Indonesia serta kaitannya dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat tani dan kesejahteraannya yang dapat dikatakan belum maksimal.
Maka dengan ini, kami dari mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia), FKK HIMAGRI (Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia), HMPTI (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia), POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia), FOKUS HIMITI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Tanah Indonesia), IMTPI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia) dan IMATETANI (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia), dengan ini menyatakan bahwa :

Membentuk suatu forum yang bernama FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia) sebagai wadah komunikasi dan perjuangan mahasiswa pertanian Indonesia untuk berkontribusi mencapai pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju lagi demi terwujudnya Indonesia yang lebih sejahtera

Banten, 17 September 2009

KONDISI PERTANIAN INDONESIA SAAT INI “BERDASARKAN PANDANGAN MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA”

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.
5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
10. Mewujudkan segera reforma agraria.
11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
13. Membrantas mafia-mafia pertanian.
14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).

TEAM ADVOKASI PELATIHAN DESA MITRA NASIONAL ISMPI 2009 - 2011

SURAT KEPUTUSAN
No : 02/SK/BPP/ISMPI/XII/2009

Tentang
Team Advokasi
Pelatihan Desa Mitra Nasional
Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Periode 2009 – 2011

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Pimpinan Badan Pelaksana Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) 2009-2011 setelah :

Menimbang :
1. Bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran di pandang cocok dan sesuai untuk menjadi Team Advokasi Pelatihan Desa Mitra Badan Pelaksana Pusat Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia periode 2009-2011.
2. Bahwa untuk kelancaran roda organisasi maka perlu dibentuk Team advokasi untuk Mengkaji Aspirasi masyarakat Tani yang akan disampaikan kepada Mentri Pertanian.

Mengingat :
1. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 328/DIKTI/Kep/1994 tentang Pengukuhan Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI).
2. Deklarasi Pendirian Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Kaliurang Yogyakarta 21 April 1993.
3. Anggaran Dasar Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Pasal 15.
4. Anggaran Rumah Tangga Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Pasal 17
5. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia

Memperhatikan :
1. Hasil kesepakatan Pimpinan BPP ISMPI dan Panitia Pelatihan Desa Mitra Nasional
2. Usul, saran, dan pendapat anggota-anggota tetap dan sementara Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
1. Mengangkat nama-nama terlampir dalam terlampir surat keputusan No. 01/SK/BPP/ISMPI/XII/2009 sebagai Team Advokasi Pelatihan Desa Mitra Nasional BPP ISMPI 2009 - 2011
2. Surat keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan sebagaimana semestinya.
3. Surat keputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali bila terdapat kekeliruan.

Jakarta, Desember 2009


BADAN PELAKSANA PUSAT
IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA
PERIODE 2009-2011

TEAM ADVOKASI
PELATIHAN DESA MITRA NASIONAL
IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA
PERIODE 2009 - 2011

Ketua Team :
Rangga Rizky Abizar (UNSOED Jateng)
Anggota Team :
1. Syaiful Amri Saragi (UGM Jogja)
2. Agung (UNLAM Kalsel)
3. Yoga P (UPN Jogja)
4. Teguh Setiawan (UMMY Sumbar)
5. Muharam (UMMY Sumbar)
6. Erwin (Univ Simalungun Sumut)
7. Ahmad Yani (UNSOED Jateng)
8. M.Rusdi (UMSU Sumut)
9. Ajeng Utami (UNTIRTA Banten)

VISI MISI IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA 2009 - 2011


VISI :
“Bersama ISMPI menuju Pertanian Jaya Indonesia sejahtera”

MISI :
1. Internal


  1. Mencetak Mahasiswa pertanian yang unggul.
  2. Memperkuat jaringan komunikasi antar mahasiswa pertanian.
  3. Mempererat jalinan silaturahmi antar mahasiswa pertanian.

2. Eksternal

  1. Mengawal kebijakan Pemerintah terutama dalam bidang pertanian
  2. Menjadi penyambung lidah petani
  3. Mewujudkan generasi muda yang cinta pertanian.
  4. Memperluas dan memperkuat jaringan ke stakeholder dalam segala bidang terutama bidang pertanian.

SEJARAH PERJUANGAN ISMPI


Sebelum lahirnya ISMPI, wadah pertanian dikalang mahasiswa sudah lama ada sekitar tahun 1970-an. Tetapnya pada tahun 1970 diadakan MUNAS I sekaligus pendirian Ikatan Mahasiswa Pertanian Indonesia (IMPI) yang diprakarsai oleh 22 institusi, dan diketuai oleh Syafri Manguprawira.

Pada tahun 1973 tepatnya bulan Januari 1973, diadakan MUNAS II IMPI di Universitas Udayana Denpasar, Bali dan MUNAS III dilaksanakan pada bulan November 1976 di Universitas Sriwijaya, Palembang. Pada akhir perkembangannya mengalami stagnasi dalam pengembangan IMPI sebagai akibat kebijaksanan NKK/BKK yang menganjurkan penghentian aktivitas kampus yang tidak sejalan dengan konsep dari pengembangan kemahasiswaan yang menuntut aspek ilmiah dan cinta almamater.

Sebagai akibat dari kevakuman IMPI, maka lahirlah Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian Indonesia (ISMFPI), yang berawal dari Pertemuan Ilmiah dan Musyawarah Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian se-Indonesia pada tanggal 6 – 9 September 1982, di Universitas Udayana Denpasar, Bali, organisasi ini tidak berumur panjang, yang akhirnya lahirlah suatu organisasi mahasiswa pertanian se-Indonesia, bernama Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI).

Kelahiran Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) mempunyai misi dan tujuan yang jelas yaitu menjalin komunikasi sambung nalar lintas almamater dan kerjasama senat mahasiswa Pertanian se-Indonesia.

Pada bulan Juli 1992 di Bogor diadakan Kursus Amdal Tingkat Nasional, yang dihadiri oleh 8 institusi. Hasil dari pertemuan tersebut adalah tercapainya kesepakatan dan persamaan pandangan untuk mendirikan organisasi sejenis yang berskala nasional. Pada tanggal 6 – 8 November 1992 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto diadakan Temu Ilmiah Mahasiswa Pertanian Tingkat Nasional, yang dihadiri oleh 21 institusi. Yang kemudian menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal dengan “ DEKLARASI PURWOKERTO ” yang isinya antara lain :

1. Sepakat untuk mendirikan wadah Senat Mahasiswa Pertanian se-Indonesia yang diberi nama Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI).
2. Sepakat mengadakan MUNAS I di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada tanggal 21 April 1993, di Kaliurang, Yogyakarta berhasil ditandatangani piagam pendirian Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) oleh 34 institusi.

Pada saat berdiri Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) tepilihlah Saudara Salman Dianda Anwar dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sebagai Sekretaris Jenderal I untuk periode 1993 – 1995. Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) dibawah pimpinan Saudara Tedi Dirhamsyah sebagai Sekretaris Jenderal II untuk periode 1995 – 1997 telah menyelesaikan tugas dan wewenangnya.

Memasuki periode 1997 – 1999, berdasarkan hasil ketetapan Musyawarah Nasional III di Pekanbaru Nomor : 10/TAP/MUNAS III/ISMPI/1997 maka ditetapkan Saudara Yeka Indra Fatika dari Institut Pertanian Bogor sebagai Sekretasis Jenderal III 1997 – 1999.

Sangat menyenangkan dan merasa bangga sekali Keberadaan Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI), dinyatakan sah berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 328/Dikti/Kep/1994.

Berjalan 2 tahun kepemimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) dibawah kepemimpinan Saudara Yeka Indra Fatika selaku Sekretaris Jenderal III 1997 – 1999, telah mengakhiri dan menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai Sekretaris Jenderal III 1997 – 1999.

Setelah itu pada bulan Oktober tahun 1999 bertempat di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, diadakan MUNAS IV ISMPI, dari hasil persidangan dan perdebatan yang panas mengasilkan suatu ketetapan bahwa Saudara Santo Budi Susilo dari Institusi Universitas Lampung dinyatakan sah menjadi Sekretaris Jenderal IV ISMPI periode 1999 – 2001.

Dalam masa kepemimpinan Saudara Santo Budi Susilo, ISMPI mengalami kevakuman dan kemunduran dalam karirnya, oleh karena itu berdasarkan hasil Surat Keputusan Badan Perwakilan Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Nomor : 001/TUS/SID/BPMN-ISMPI/V/2000. Dari akumulasi perkembangan yang terjadi dalam Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (RAKORNAS ISMPI) yang diselenggarakan di Universitas Muslim Indonesia, Makassar, menghasilkan beberapa butir keputusan penting berupa kesepakatan beserta rekomendasi internal dan rekomendasi eksternal bagi anggota ISMPI. Butir-butir penting dalam rekomendasi internal (Keputusan RAKORNAS ISMPI No.03/TUS/RAKONNAS-ISMPI/VII/2000 ) adalah:

Butir pertama : Mengadakan Musyawarah Nasional Istimewa Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia paling lambat minggu II bulan Oktober 2000 dan tempat pelaksanaan sebagai prioritas Universitas Udayana Bali, Universitas Padjadjaran Bandung, dan Institut Pertanian Bogor”

Butir kedua : Menonaktifkan tugas-tugas Sekretaris Jenderal Ikatan SenatMahasiswa Pertanian Indonesia periode 1999-2001 sampai terlaksananya Musyawarah Nasional Istimewa”.

Karena keterbatasan dan kurangnya koordinasi dan komunikasi institusi Universitas Udayana Denpasar Bali, sebagai pihak panitia penyelenggara MUNAS V ISMPI (MUNASIS ISMPI) pada bulan Oktober 2000, maka MUNASIS ISMPI diundur waktunya. Dan atas kerjasama, komunikasi dan informasi BPMN ISMPI serta seluruh anggota ISMPI yang peduli atas kemajuan dan berkibarnya kembali ISMPI, akhirnya MUNASIS ISMPI dapat terselenggara pada tanggal 14 - 18 Mei 2002 yang dihadiri oleh 14 institusi anggota tetap dari 64 anggota tetap dan 1 institusi anggota sementara ISMPI.

Dari hasil persidangan, berdebatan serta penyeleksian calon Sekretaris Jenderal V ISMPI, maka berdasarkan ketetapan MUNAS V ISMPI Nomor: 07/TAP/MUNASIS/ISMPI/2002, maka terpilihlah Saudara Kamhar Lakumani dari institusi Universitas Hassanuddin, Makassar sebagai Sekretaris Jenderal ISMPI V periode 2002 – 2004, bertanggungjawab untuk meneruskan perjuangan serta tongkat estafet kepemimpinan ISMPI, sesuai dengan misi dan tujuan yang jelas, sebagaimana dideklarasikan oleh para pendiri-pendiri ISMPI, dan untuk pembangunan Indonesia, khususnya pembangunan sektor pertanian di negara kesatuan Republik Indonesia.

MUNAS VI ISMPI dilaksanakan di UMI Makassar dan terpilihlah saudara Imron Khunaedi (IPB) menjadi Sekretaris Jenderal ISMPI periode 2004-2006.

MUNAS VII ISMPI dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan terpilihlah Suratno (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) menjadi Sekretaris Jenderal ISMPI periode 2006-2008. Karena keterbatasan maka pihak penyelenggaraan MUNAS VIII diundur waktunya menjadi bulan Maret 2009.

MUNAS VIII ISMPI dilaksanakan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan terpilihlah RS. Soeroyo Jr. (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) menjadi Sekretaris Jenderal ISMPI periode 2009-2011.



MUNAS IX ISMPI dilaksanakan di Universitas Medan Area dan terpilihlah Ade Putra Daulay (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau) menjadi Sekretaris Jenderal ISMPI periode 2011-2013.

SEJARAH PENDIRIAN IKATAN SENAT MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA (ISMPI)

Pada bulan Juli 1992 di Bogor diadakan Kursus Amdal Tingkat Nasional, yang dihadiri oleh 8 institusi. Hasil dari pertemuan tersebut adalah tercapainya kesepakatan dan persamaan pandangan untuk mendirikan organisasi sejenis yang berskala nasional. Pada tanggal 6 – 8 November 1992 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto diadakan Temu Ilmiah Mahasiswa Pertanian Tingkat Nasional, yang dihadiri oleh 21 institusi. Yang kemudian menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal dengan “DEKLARASI PURWOKERTO” yang isinya antara lain :
1. Sepakat untuk mendirikan wadah Senat Mahasiswa Pertanian se-Indonesia yang diberi nama Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI).
2. Sepakat mengadakan MUNAS I di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada tanggal 21 April 1993, di Kaliurang, Yogyakarta berhasil ditandatangani piagam pendirian ISMPI oleh 34 institusi.

Pada ISMPI berdiri itu dan Saudara Salman Dianda Anwar dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sebagai Sekretaris Jenderal I untuk periode 1993 – 1995. ISMPI telah menyelesaikan periode II (1995 – 1997) dibawah pimpinan Saudara Tedi Dirhamsyah sebagai Sekretaris Jenderal. Saat ini ISMPI mulai memasuki periode 1997 – 1999. Berdasarkan hasil ketetapan Musyawarah Nasional III di Pekanbaru Nomor : 10/TAP/MUNAS III/ISMPI/1997 ditetapkan Saudara Yeka Indra Fatika dari Institut Pertanian Bogor sebagai Sekretasis Jenderal III.

Keberadaan ISMPI dinyatakan syah berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 328/Dikti/Kep/1994.

Sebelum lahirnya ISMPI, wadah pertanian dikalang mahasiswa sudah lama ada sekitar tahun 1970-an. Tetapnya pada tahun 1970 diadakan MUNAS I sekaligus pendirian Ikatan Mahasiswa Pertanian Indonesia (IMPI) yang diprakarsai oleh 22 institusi, dan diketuai oleh Syafri Manguprawira.

Pada tahun 1973 tepatnya bulan Januari 1973, diadakan MUNAS II IMPI di Universitas Udayana Denpasar, Bali dan MUNAS III dilaksanakan pada bulan November 1976 di Universitas Sriwijaya, Palembang. Pada akhir perkembangannya mengalami stagnasi dalam pengembangan IMPI sebagai akibat kebijaksanan NKK/BKK yang menganjurkan penghentian aktivitas kampus yang tidak sejalan dengan konsep dari pengembangan kemahasiswaan yang menuntut aspek ilmiah dan cinta almamater.

Sebagai akibat dari kevakuman IMPI, maka lahirlah Ikatan Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian Indonesia (ISMFPI) yang berawal dari Pertemuan Ilmiah dan Musyawarah Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian se-Indonesia pada tanggal 6 – 9 September 1982, di universitas Udayana Denpasar, Bali, organisasi ini tidak berumur panjang, yang akhirnya lahirlah Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI).

Kelahiran Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) mempunyai misi dan tujuan yang jelas yaitu menjalin komunikasi sambung nalar lintas almamater dan kerjasama senat mahasiswa Pertanian se-Indonesia.